Metode Konsep Pendidikan Gontor Pada Santri Dan Guru

Gontor yg selalu di angggap kuno

By oky rachmatulloh
metode-konsep-pendidikan-gontor-pada-santri-dan-guru

Gontor itu terlahir dengan Konsep Kuliiyatul Muallimin Al-Ismaliyah, atau persemaian Guru-Guru Islam.

Kenapa Guru yang dipilih? Agar bisa menjadi Mundzirul Qaum (Pemberi peringatan) kepada orang lain ketika orang lain itu pulang dari pertempuran (dari dunia mereka).

Orang lain boleh jadi Guru Besar, boleh jadi menteri, boleh jadi pedagang, bisa jadi presiden, boleh jadi apapun dalam “pertrmpuran” dunia ini, namun suatu saat, ketika mereka pulang dari pertempuran, harus ada yang mengingatkan mereka, bahwa tujuan mereka sesungguhnya adalah Ridho Allah, bukan yang lain.

Jadi menang atau kalah dalam “petempuran” itu hal biasa, yang penting Ridho Allah kita dapatkan.

Gontor dengan segala kekurangannya telah mencoba membenahi dan memperbaiki semua fasilitas untuk tercapaianya tujuan itu.

Lab Bahasa dibangun dan dikembangkan, Lab Fisika dan Bilogi di bangun selaras dengan kebutuhan, Stadion dan sarana olah raga di bangun juga agar santri bisa menyalurkan bakat dan minatnya.

Tapi kesemua itu bukan tujuan, itu hanya sarana pendukung, agar tujuan utamanya sebagai “KULLIYATUL MUALLIMIN AL-ISLAMIYAH” bisa terwujudkan.

Jadi dibangunnya Lab Bahasa di Gontor, sama sekali bukan untuk membentuk santri yang pndai berbahasa dan kelak jadi porfesor, meskipun Gontor juga tidak pernah melarang santrinya menjadi seperti itu.

Dibangunnya Lab Bahasa dan dikembangkan sedemikian rupa, sama sekali bukan bertujuan agar santri Gontor punya kemampuan saintis yang luar biasa, sehingga mampu keluar negeri dan bersekolah di eropa dengan standar sains yang dia miliki, meskipun sekali lagi Gontor tidak akan melarang jika ada santrinya yang mampu ke sana dengan spesifikasi seperti itu.

Tujuan utama Gontor jelas, menjadi Guru…itu tujuan di tatarnya 28 ribu santri di Gontor ini…

Jika ada alumninya yang melihat ada sisi kelemahan Gontor, lalu hendak memperbaikinya dengan caranya, Gontor mempersilahkan juga.

Mau membuka pesantren Ekonomi, Pesantren Saintis, Pesantren wiras usaha, Pesantren Tahfidz, silahkan saja.

Gontor Cuma mendoakan, semoga apa yang dicita-citakan alumninya bisa tercapai dengan hasil yang diridhoi Allah.

Semoga kita bisa saling melengkapi dan menutup kekurangan masing-masing demi tegakknya Agama Allah ini.

Maka jangan pula menyatakan Beda sudah zaman antara kita dan Zaman KH Imam Zarkasyi. Kalau zaman dulu, maka pelajaran hafalan memang pantas diperbanyak, sekarang zaman sudah berubah, sekarang zamannya penalaran dan penelitian, bukan zaman menghafal.

Maka kurikulum Gontor harus dirubah. Ah, saya merasa kecil jika berani mengusulkan itu.

Kita ini siapa? Kok berani-berani mengusulkan Gontor HARUS ganti kurikulum, sedangkan kita punya pesantren saja belum.

Punya santri saja belum. Punya madrasah saja bahkan mungkin belum. Punya Musholla saja untuk mengajar Al-quran saja bahkan sama sekali tidak.

Lalu membandingkan Gontor dengan sekolah luar yang memang berbeda tujuan dengan Gontor.

Ini kan sama dengan menyatakan Bus Jurusan Surabaya lebih cepat daripada Bus ke Jakarta. Karena dari Ponorogo bus ke Surabaya lebih capat nyampai daripada ke Jakarta.

Butuh belajar waktu panjang untuk tahu Gontor, tahu bagaimana mengaturnya, tahu bagaimana mengatur keuangannya, mengatur  kegiatan santri-santrinya, tahu bagaimana mengajar kan manajemen kepada para santri, tahu bagaimana menngatur bagaimana ekonomi pesantren mampu menghidupi santri dan Guru semuanya, tahu bagaimana merubah persaingan antar kelas, antar Rayon , antar POT, antar kelas menjadi sebuah energy luar biasa yang justru memajukan pesantren, tahu bagaimana jika ada santri yang sakit dan mencegah penyebarannya, tahu bagaimana menjalin kerja sama dengan pemerintah dan dunia luar tanpa sedikitpun memberi celah untuk mereka turut campur dalam kehidupan pesantren, dan masih banyak lagi yang lain….

Diantara semua hal itu, saya Cuma mampu menatap kekerdilan saya ditengah megahnya kelimuan dan besarnya jasa Gontor…Tanpa Gontor, saya memang bukan siapa-siapa….

0 Response to "Metode Konsep Pendidikan Gontor Pada Santri Dan Guru"

Post a Comment

Isi Komentar Di Bawah Sebagai Sarana Berbagi Inspirasi Dan Berdiskusi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel