Fenomena Tidur Sambil Berdiri Santri Gontor

Tidur kok di kelas,  wajarkah?? 

fenomena tidur sambil berdiri santri gontor


Oky Rachmatulloh - Kalau yang membaca hanya para alumni , bisa jadi ini akan berakhir dengan senyuman karena saya yakin zaman mereka jadi santri,  mereka juga pasti pernah melakukan hal yg sama, mau muti' (taat), mahir (pinter), murottab( tertib), sampai yang gholat (bandel), pasti pernah ngerasain apa yang disebut tidur di kelas itu. 

Tapi kalau walisantri melihat foto santri lagi tidur di kelas, lalu tanpa kita iringi penjelasan mengenai kenapa hal itu sampai terjadi, maka tentu akan jatuh pada kesimpulan yang salah. 

"jauh-jauh saya sekolahkan anak saya, kok sampai Gontor cuma tidur di kelas", atau kalimat "bagaimana mau membangun umat, kalau di kelas saja sudah tidur?"

Bapak/ibu walisantri, tapi, dimanapun tidur di kelas itu, mau bahaimanapun alasannya TETAP DILARANG. Coba antum (kalian) tanya kepada alumni senior Gontor di sini, pernahkah mereka dulu di tampar dengan Munjid (kamus bahasa arab yg tebelnya ampun-ampunan) oleh almarhum ustadz Imam Sukadi atau almarhum ustadz Muhyidin ketika hukuman fisik masih berlaku di Gontor?

fenomen -tidur sambil berdiri santri gontor


Larangan itu jelas, karena Gontor juga pasti sudah berhitung,  lamanya bermain sekian jam, lama belajar sekian jam, lama istirahat sekian jam, dan kalau ada yang "terdzalimi" dari waktu-waktu tersebut, seperti waktu istirahat digunakan untuk latihan silat untuk pertunjukan panggung gembira umpamanya, jelas waktu belajarnya akan menuntut "dibayarnya" kedzaliman waktu yang dia lakukan, salah satunya ya datangnya rasa kantuk ketika pelajaran berlangsung. 

"kedzaliman terhadap waktu" ini akan sering terjadi di waktu gontor ada acara, utamanya khutbatul arsy di awal tahun ajaran seperti sekarang ini. Maka antum akan jama' bertemu pemandangan seperti ini di kelas, utamanya kelas lima dam enam. 

Berbagai kesibukan dari mulai persiapan porseni, jamrana pramuka, apel tahunan, aneka ria nusantara, drama arena,  sampai panggung gembira dilakukan sore dan malam hari,  jelas latihan ini menguras tenaga, "bayar kompensasi"nya kapan?  Ya tentu di waktu menunggu guru datang di kelas, atau guru tiba-tiba ada tugas mendadak dari pondok sehingga tugas mengajarnya terpaksa ditinggal, jika gurunya hadir,  maka murid di kelas itu harus mati-matian menahan matanya untuk tidak terpejam walau sedetikpun. 

Selain itu, barangkali karena tuntutan pekerjaan atau amanah mereka di OPPM (organisasi Pelajar Pondok Modern) memang mengharuskan beberapa diantara mereka harus "mendzalimi" waktu istirahat mereka. Ada bagian keamanan yg harus bangun malam dan keliling memeriksa bulis (penjaga) dipos pengamanan, ada yang bangun lebih pagi untuk menyiapkan menanak nasi untuk putra-putri antum, ada yang harus sampai malam menghitung setiap rupiah uang masuk di koperasi pelajar yang keuntungannya mencapai lebih kurang 15 milliar/tahun itu, para Bindep yg harus extra kerja larut malam demi "kehormatan" gugus depannya dengan menghias tongkat pioneringnya secantik mungkin. 

Jadi dengan kata lain, kemudahan anda berbelanja di koperasi pelajar,  kemudahan anda dalam mudif di Gontor, keamanan lungkungan gontor yang dijaga para bulis (penjaga malam) , nasi yg menjamin putera-puteri anda makan dengan tenang, lampu yg menerangi anda selama di kampus, semua itu harus dibayar dengan kehilangan waktu tidur malam para santri yang bertugas, sehingga mereka mau tidak mau harus "menebusnya" dengan tidur mencuri-curi waktu di kelas, karena kalau sampai ketahuan ya pasti di bangunin dengan berbagai cara lah.

Lalu kok bisa kalau tidur melulu dikelas kok ujian bisa ngerjain?  Nah,  untuk pertanyaan ini saya sendiri juga tidak bisa menjawab. 

Dulu ada teman saya, hobinya main bola terus, enggak sore enggak malem kalau ngobrolin tentang bola atau bermain sepakbola enggak ada habisnya, dikelas??  Ya tidur. 

Entah berapa kali kepalanya kena timpuk penghapus atau kapur tulis untu bangunin si raja tidur ini, sampai kita-kita heran, ini anak sudah kelasnya 5O (kelas di Gontor dimulai dari kelas B, dan kelas 5 di Gontor sederajat dengan kls 2 SMA), enggak  nyadar apa masih tidur juga, sudah gitu nilai tengah tahunnya tidak mencapai target minimal untuk naik kelas sebesar 5,5 cuma saya dan dua orang santri lain yang sekelas dan sampai target, tapi herannya adalah nilai akhir tahunnya ternyata sampai target minimal dan dia naik kelas. 

Ternyata memang hidup di pesantren itu tidak selalu soal rajin dan malas,  tidur dan tidak tidur, rajin menyimak dan tidak menyimak,  dan indikasi manusiawi lain. Ada tangan Allah yg maha mengatur yang maha berkehendak dan itu yg lebih dominan dari berbagai sebab dia naik kelas, bisa jadi doa orang tuanya, bisa jadi doanya sendiri, bisa jadi wasilah (perantara) kebaikan yang dia lalukan selama dipondok. 

Ada 1001 penyebab lain sehingga teman saya itu naik kelas, meskipun dia berjuluk "siraja tiduur".... . ZZ... Zzz.... Zz..... Zzzz....

0 Response to "Fenomena Tidur Sambil Berdiri Santri Gontor "

Post a Comment

Isi Komentar Di Bawah Sebagai Sarana Berbagi Inspirasi Dan Berdiskusi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel