Bel Kehidupan Dinamika Santri Gontor
Thursday, June 18, 2020
Add Comment
JAROS, sebuah kata yang dulu terasa Akrab sekali di telingan kami. Sebuah benda yang terbuat dari (katanya) selongsong Bom yang jatuh di sungai Malo (sebuah sungai penuh kenangan di Gontor).
Bel Kehidupan Dinamika Santri Gontor |
Dari dulu tak pernah berubah, ya hanya besi itulah yang mengatur setiap kegiatan kami dari waktu ke waktu. JAROS atau Bel pertanda pergantian aktifitas.
Meskipun zaman sudah modern, gedung-gedung bertingkat tinggi, metodeologi pengajaran sudah berganti, tapi JAROS Gontor tetaplah begitu.
Sebuah Besi yang dipukul dengan tangan manusia. Bukan Bel Listrik, bukan pula Bel musik. Suaranya-pun Monoton. Hanya teng…teng…teng….
Tapi jangan coba ganggu itu bel. Karena sekali berdentang 6.000 makhluk pesantren ini akan berubah aktifitasnya. Dari Bangun tidur, mandi, masuk kelas, olah raga, sampai tidur lagi.
Bel ini begitu berwibawa. Memandangnya selalu mengingatkanku kepada dua perasaan : Bahagia dan Tegang. Bahagia jika dentangnya menandakan peralihan kepada aktifitas yang aku rindukan (Istirahat sekolah atau olah raga) dan tegang jika dentangnya menandakan bahwa peralihan kepada pelajaran yang Gurunya kurang aku suka.
Banyak yang akan memandang Bel itu hanya sebatas benda mati saja. Tapi saya yakin, para Alumni akan memandang JAROS itu sebagai sebuah benda yang tak ternilai. Dan harapannya pasti satu : JAROS Gontor TIDAK USAH di Ganti.
Biarlah JAROS itu tetap memberitahukan dan menyeru kepada segenap santri, bahwa aktifitas telah berganti.
Dia-lah saksi bisu setiap peristiwa yang ada di Gontor. Dari mulai dibunyikan secara serampangan pada persitiwa 19 Maret, di porak porandakan oleh PKI, sampai menandai berakhirnya liburan santri pada pukul 00 tanggal 10 Syawwal. JAROS Gontor, apapun yang terjadi, semoga engkau tak bosan menyeru kepada kebaikan dengan lantang….
Oleh Ustadz Oky Rachmatulloh
0 Response to "Bel Kehidupan Dinamika Santri Gontor"
Post a Comment